Minggu, 09 Juni 2013

Tugas Pengetahuan Lingkungan


PEMECAHAN PROBLEMATIKA REKAYASA LAHAN
BUDIDAYA TANAMAN CABE KERITING 
DI LAHAN PASIR PANTAI

MATA KULIAH                    : PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU         : A. IMRON SEREGAR




DISUSUN OLEH:
1.     EVIMAZ YULIANTI        (4011146)
2.     DINI                                   (4011180)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU
2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN

I.        Latar Belakang
Pemanfaatan lahan pasir pantai oleh para petani sesungguhnya sudah dilakukan sejak lama, akan tetapi pengelolaan yang intensif baru dimulai pada tahun 1996 dengan ditetapkannya lahan pasir pantai sebagai kawasan pembangunan terpadu. Hal tersebut dapat dipahami mengingat bahwa lahan pasir pantai selain memiliki kelebihan akan luasan, topografi, iklim dan ketersediaan sumber daya manusianya, juga terdapat kekurangannya yaitu tekstur tanah pasir, porous, miskin haradan bahan organik serta suhu permukaan tanah tinggi karena kondisinya terbuka di samping adanya tiupan angin kencang yang membawa partikel-partikel garam yang dimungkinkan tidak baik bagi pertumbuhantanaman maupun ternak.
Penyediaan air irigasi di lahan pasir pantai dapat dikatakan sangat khas, karena selain mengandalkan pada air hujan, pengairan untuk kepentingan pertanian juga berasal dari air tanah dan air permukaan yang ditampung pada kolam penampungan air (embung) dan dengan bantuan pompa air didistribusikan pada reservoir dan sumur–sumur renteng.Dari masing-masing sumur renteng para petani dengan menggunakan ember/gembor mengambil air untuk menyirami tanaman dan keperluan lainnya.
Lahan pasir pantai merupakan salah satu potensi penting dalam pengembangan tanaman hortikultura, dan diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti penyusutan lahan akibat alih fungsi menjadi non-pertanian. Di Indonesia terdapat ± 1.060.000 hektar lahan berpasir. Kendala umum lahan ini untuk pertanian adalah : tekstur kasar, daya simpan air/zat hara rendah, kemampuan menukar kation yang rendah, daya meluluskan air dan udara tinggi, kandungan bahan organik rendah, kecepatan angin sangat tinggi, suhu tanah dan udara pada siang hari sangat tinggi, angin mengandung partikel garam, dan mudah tererosi oleh angin.
Tanaman bawang merah, selada/cabe keriting, dan caisim merupakan komoditas unggulan lahan pasir pantai dengan produktivitas yang rentan terhadap perubahan cuaca, bahkan pada kondisi ekstrim dapat gagal panen.
Khusus tanaman cabe keriting dalam pembudidayaannya di lahan pasir pantai tentunya memerlukan rekayasa yang cukup kompleks mengingat kondisi lahan yang termasuk marginal sulit untuk ditanami.hal inilah yang melatarbelakngi sehingga makalah ini dibuat guna mencari solusi permaslahan yang diinginkan

II.      Permasalahan
Lahan pasir pantai merupakan lahan marginal dengan ciri-ciri antara lain: tekstur pasiran,struktur lepas-lepas,kandungan hara rendah,suhu tanah di sinsiang hari sangat tinggi dan sangat dingin pada malam hari,kecepatan angin dan dan laju evaporasi sangat tinggi, kondisi terbuka, porousitsa tinggi. Tekstur pasiran yang cenderung kering, apalagi kandungan hara rendah, mudah meloloskan air dan agregat rendah tentunya kurang mendukung untuk budidaya tanaman cabe (keriting). Hal yang sangat penting  juga bahwa kecepatan angin yang tinggi berpotensi membawa partikel-partikel garam ke lahan yang kurang bagus bagi pertananaman cabe keriting terkait optimalisasi  faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang dimaksud adalah partikel garam yamg mengkristal mempengaruhi proses fotosintesis,transpirasi dan respirasi sebagai sistem internal. Kondisi real di lapangan seluas 3000 m2 termasuk lahan yang luas, keadaan kesuburan rendah yang tentunya kurang unsur hara, sifat pasir tidak gembur dan humus kurang. Bahan organik susah menyatu karena agregat kurang. Hal ini diakibatkan oleh sifat lahan pasir yang mudah meloloskan esensil unsur hara.
Kondisi lain juga dilapangan adalah muka tanah yang kedalamannya hanya 3-4 m yang tidak memungkinkan irigasi teknis. sehingga perlu rekayasa sedemikina rupa guna penghematan air dan pencegahan evaporasi berlebihan.








BAB II
PEMBAHASAN

I.        Teknis Rekayasa Lahan dan Pemecahan Masalah
Teknis yang dilakukan yakni tanah pasir dicampur dengan pupuk kandang dan dimanipulasi dengan mencampur tanah lempung yang didatangkan dari luar. Hal ini guna mempermudah dalam membentuk gundukan dan menambah agregat tanah pasir serta menambah kesuburan. Kemudian permukaan gundukan dilapisi dengan serbuk gergaji sebagai prenutup(mulsa) yang juga bersifat progres terhadap tanah. Dengan adanya penutup serbuk gergaji pada gundukan dapt menekan kecepatan evaporasi. Setelah dibentuk gundukan dilakukan penyirman supaya lembab dan mudah ditanami .Setelah itu ditutup dengan plastic polyethilen yang dilubangi secara acak, khusus lubang tanaman cabe dibuat lebih besar
Teknis rekayasa lahan seluas 3000 m2 yakni dibagi menjadi 8 gundukan dengan ukuran luas setiap gundukan 24 m x 14 m dan jarak tiap pertanaman adalah 30 cm x40 cm sehingga dalam satu gundukan terdapat 46 x 60=2760 tanaman cabe keriting. Jumlah gundukan 8 sehingga potensi cabe yang dapat ditanam adalah :8 x 2760 =22.080 tanaman.
Teknis penyiraman dengan teknis springkler yang dihubungkan dengan muka air tanah dan penampungan air dengan harapan lebih hemat dan efektif. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yakni pada pagi hari dengan intensitas penyiraman dipagi hari lebih besar dibnading sore hari. Hal ini terkait dengan kondisi lahan pasir pantai yang cenderung kering dang tingkat evaporasi yang cukup tinggi pada siang harinya tentunya efektif dalam mengatasi kehilangan air.

II.      Tehnik Pengolahan Lahan Pasir Untuk Mendapatkan Hasil Yang Optimal
a.      Pagar penahan angin
Pagar dari tanaman atau bahan lain berfungsisebagai penahan angin laut yang mengandung garam agar tidak masuk kelahan pertanian. Ada dua jenis pagar sesuai dengan bahannya, yaitu pagar sementara dan permanen.
1.      Pagar sementara
Pagar sementara digunakan sebelum pagar permanen, berfungsi:
v  Pelepah daun kelapa
v  Pelepah daun siwalan atau bahan lain yang tahan dengan air laut, murah dan mudah didapat

Caranya membuat:
v  Buatlah pagar dari bahan tersebut pada tepi lahan yang paling dekat dengan laut.
v  Pagar dibuat melintang berlawanan dengan datangnya angin laut.
v  Pembuatan pagar harus rapat memanjang selebar lahan.

2.      Pagar permanen
Fungsi pagar ini sama seperti pagar sementara, hanya beda bahan dan manfaat sampingnya. Untuk membuat apgar permanen/hidup :
v  Pilihlah tanaman yang tahan terhadap angin laut, mudahdidapat, murah dan tidak mudah roboh.
v  Usahakan tanaman pagar dari jenis yang bermanfaat baik sebagai pakan ternak dan bahan industri
v  Lakukan pembuatan pagar hidup brsamaan pembuatan pagar sementara dengan menanam stek-stek dari bahan tersebut

b.      Pembuatan sumber pengairan
1.      Pembuatan sumur
Guna mendapatkan sumber air dilahan pasir dapat membuat sumur dengan cara menggali. Umumnya sumur dilahan pasir tidak begitu dalam kira-kira 4-6 meter sudah berair dan cukup untuk pengairan.

a.      Persiapan pembuatan sumur:
v  Tentukan lokasi penggalian sumur sedemikian rupa ehingga mudah penyaluran air
v  Siapkan alat gali sumur
v  Siapkan buis beton ukuran tinggi 60 cm dan medium 80 cm. Untuk satu sumur sedalam 4 m perlu 8-9 buah buis beton. Jika tidak ada srumbung dari anyaman bambu dengan garis tengah 80 cm
v  Siapkan semen secukupnya

Caranya:
v  Lakukan penggalian sumur seperti biasa
v  Perlu diingat lahan pasir mudah longsor setiap penggaliandengan kedalaman 1 m segera pasang buis beton
v  Lakukan penggalian hingga mata air yang cukup deras
v  Lakukan penyemenan setiap sambungan buis beton guna menghindari runtuhnya pasir kedalam sumur.
b.      Pembuatan instalasi penyiraman
Guna mempermudah penyiraman tanaman dilahan pasir dikenal sumur renteng. Sumur renteng yaitu instalasi air dari sumbernya ditampung pada bak-bak penampungan dibuat dari buis beton yang dihubungkan dengan paralon. Pembuatan bak penampungan disesuaikan keadaan lahan. Persiapan pembuatan sumur adalah:
v  Buis beton
v  Paralon dengan panjang 4 m
v  Semen

Caranya:
v  Buatlah bak penampungan dekat dengan sumur dari buis beton yang dasarnya dibuat semen
v  Pasang paralon untuk menghubungkan ke bak berikutnya, umumnya jarak setiap bak 8-10 .

Cara kerja:
v  Air dipompa dari sumur dimasukkan dalam bak penampungan, air akan mengalir ke bak-bak penampungan berikutnya sehingga mempercepat dan mempermudah pengambilan air.
c.       Pembenahan tanah
Guna meningkatkan kemampuan lahan untuk menjaga air dan pupuk dapat dilakukan dengan membenahi lahan pasir (ameliorasi)

Bahan yang digunakan untukmembenahi 1 Ha lahan pasir:
v  Zeolit 500 kg
v  Tanah lempung 60m2
v  Pupu organik 6 ton

Cara penggunaan:
v  Campurkan bahan tersebut hingga merata
v  Taburkan campuran tersebut pada lahan pasir hingga merata
v  Aduk dengan cara mencangkul sedalam 20 cm lahan yang telah ditaburi bahan tersebut
v  Ketinggian 5-10 cm untuk menghindari mengalirnya air





Tidak ada komentar:

Posting Komentar