MATA
KULIAH : PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
DOSEN
PENGAMPU : A. IMRON SEREGAR
DISUSUN OLEH:
1. EVIMAZ YULIANTI (4011146)
2. DINI (4011180)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Pemanfaatan lahan
pasir pantai oleh para petani sesungguhnya sudah dilakukan sejak lama, akan
tetapi pengelolaan yang intensif baru dimulai pada tahun 1996 dengan
ditetapkannya lahan pasir pantai sebagai kawasan pembangunan terpadu. Hal
tersebut dapat dipahami mengingat bahwa lahan pasir pantai selain memiliki kelebihan
akan luasan, topografi, iklim dan ketersediaan sumber daya manusianya,
juga terdapat kekurangannya yaitu tekstur
tanah pasir, porous, miskin haradan bahan organik serta suhu
permukaan tanah tinggi karena kondisinya terbuka di samping adanya
tiupan angin kencang yang membawa partikel-partikel garam yang dimungkinkan
tidak baik bagi pertumbuhantanaman maupun ternak.
Penyediaan air
irigasi di lahan pasir pantai dapat dikatakan sangat khas, karena selain
mengandalkan pada air hujan, pengairan untuk kepentingan pertanian juga berasal
dari air tanah dan air permukaan yang ditampung pada kolam penampungan air (embung) dan dengan bantuan pompa air
didistribusikan pada reservoir dan
sumur–sumur renteng.Dari
masing-masing sumur renteng para petani dengan menggunakan ember/gembor
mengambil air untuk menyirami tanaman dan keperluan lainnya.
Lahan pasir pantai merupakan salah satu potensi penting
dalam pengembangan tanaman hortikultura, dan diharapkan dapat digunakan sebagai
pengganti penyusutan lahan akibat alih fungsi menjadi non-pertanian. Di
Indonesia terdapat ± 1.060.000 hektar lahan berpasir. Kendala umum lahan ini
untuk pertanian adalah : tekstur kasar, daya simpan air/zat hara rendah,
kemampuan menukar kation yang rendah, daya meluluskan air dan udara tinggi, kandungan
bahan organik rendah, kecepatan angin sangat tinggi, suhu tanah dan udara pada
siang hari sangat tinggi, angin mengandung partikel garam, dan mudah tererosi
oleh angin.
Tanaman bawang merah,
selada/cabe keriting, dan caisim merupakan komoditas unggulan lahan pasir
pantai dengan produktivitas yang rentan terhadap perubahan cuaca, bahkan pada
kondisi ekstrim dapat gagal panen.
Khusus tanaman cabe
keriting dalam pembudidayaannya di lahan pasir pantai tentunya memerlukan
rekayasa yang cukup kompleks mengingat kondisi lahan yang termasuk marginal
sulit untuk ditanami.hal inilah yang melatarbelakngi sehingga makalah ini
dibuat guna mencari solusi permaslahan yang diinginkan
II. Permasalahan
Lahan pasir pantai
merupakan lahan marginal dengan ciri-ciri antara lain: tekstur pasiran,struktur
lepas-lepas,kandungan hara rendah,suhu tanah di sinsiang hari sangat tinggi dan
sangat dingin pada malam hari,kecepatan angin dan dan laju evaporasi sangat
tinggi, kondisi terbuka, porousitsa tinggi. Tekstur pasiran yang cenderung
kering, apalagi kandungan hara rendah, mudah meloloskan air dan agregat rendah
tentunya kurang mendukung untuk budidaya tanaman cabe (keriting). Hal yang
sangat penting juga bahwa kecepatan angin yang tinggi berpotensi membawa
partikel-partikel garam ke lahan yang kurang bagus bagi pertananaman cabe
keriting terkait optimalisasi faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang dimaksud adalah partikel garam yamg mengkristal mempengaruhi
proses fotosintesis,transpirasi dan respirasi sebagai sistem internal. Kondisi
real di lapangan seluas 3000 m2 termasuk lahan yang luas, keadaan kesuburan
rendah yang tentunya kurang unsur hara, sifat pasir tidak gembur dan humus
kurang. Bahan organik susah menyatu karena agregat kurang. Hal ini diakibatkan
oleh sifat lahan pasir yang mudah meloloskan esensil unsur hara.
Kondisi lain juga
dilapangan adalah muka tanah yang kedalamannya hanya 3-4 m yang tidak
memungkinkan irigasi teknis. sehingga perlu rekayasa sedemikina rupa guna
penghematan air dan pencegahan evaporasi berlebihan.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Teknis Rekayasa Lahan dan Pemecahan
Masalah
Teknis yang dilakukan
yakni tanah pasir dicampur dengan pupuk kandang dan dimanipulasi dengan
mencampur tanah lempung yang didatangkan dari luar. Hal ini guna mempermudah
dalam membentuk gundukan dan menambah agregat tanah pasir serta menambah
kesuburan. Kemudian permukaan gundukan dilapisi dengan serbuk gergaji sebagai
prenutup(mulsa) yang juga bersifat progres terhadap tanah. Dengan adanya
penutup serbuk gergaji pada gundukan dapt menekan kecepatan evaporasi. Setelah
dibentuk gundukan dilakukan penyirman supaya lembab dan mudah ditanami .Setelah
itu ditutup dengan plastic polyethilen yang dilubangi secara acak, khusus
lubang tanaman cabe dibuat lebih besar
Teknis rekayasa lahan
seluas 3000 m2 yakni dibagi menjadi 8 gundukan dengan ukuran luas setiap
gundukan 24 m x 14 m dan jarak tiap pertanaman adalah 30 cm x40 cm sehingga
dalam satu gundukan terdapat 46 x 60=2760 tanaman cabe keriting. Jumlah
gundukan 8 sehingga potensi cabe yang dapat ditanam adalah :8 x 2760 =22.080
tanaman.
Teknis penyiraman
dengan teknis springkler yang dihubungkan dengan muka air tanah dan penampungan
air dengan harapan lebih hemat dan efektif. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam
sehari yakni pada pagi hari dengan intensitas penyiraman dipagi hari lebih
besar dibnading sore hari. Hal ini terkait dengan kondisi lahan pasir pantai
yang cenderung kering dang tingkat evaporasi yang cukup tinggi pada siang
harinya tentunya efektif dalam mengatasi kehilangan air.
II. Tehnik Pengolahan Lahan Pasir Untuk
Mendapatkan Hasil Yang Optimal
a.
Pagar
penahan angin
Pagar dari tanaman
atau bahan lain berfungsisebagai penahan angin laut yang mengandung garam agar
tidak masuk kelahan pertanian. Ada dua jenis pagar sesuai dengan bahannya,
yaitu pagar sementara dan permanen.
1. Pagar sementara
Pagar
sementara digunakan sebelum pagar permanen, berfungsi:
v Pelepah daun kelapa
v Pelepah daun siwalan atau bahan lain
yang tahan dengan air laut, murah dan mudah didapat
Caranya membuat:
v Buatlah pagar dari bahan tersebut pada
tepi lahan yang paling dekat dengan laut.
v Pagar dibuat melintang berlawanan
dengan datangnya angin laut.
v Pembuatan pagar harus rapat memanjang
selebar lahan.
2. Pagar permanen
Fungsi
pagar ini sama seperti pagar sementara, hanya beda bahan dan manfaat
sampingnya. Untuk membuat apgar permanen/hidup :
v Pilihlah tanaman yang tahan terhadap
angin laut, mudahdidapat, murah dan tidak mudah roboh.
v Usahakan tanaman pagar dari jenis yang
bermanfaat baik sebagai pakan ternak dan bahan industri
v Lakukan pembuatan pagar hidup brsamaan
pembuatan pagar sementara dengan menanam stek-stek dari bahan tersebut
b.
Pembuatan
sumber pengairan
1. Pembuatan sumur
Guna
mendapatkan sumber air dilahan pasir dapat membuat sumur dengan cara menggali.
Umumnya sumur dilahan pasir tidak begitu dalam kira-kira 4-6 meter sudah berair
dan cukup untuk pengairan.
a. Persiapan pembuatan sumur:
v Tentukan lokasi penggalian sumur
sedemikian rupa ehingga mudah penyaluran air
v Siapkan alat gali sumur
v Siapkan buis beton ukuran tinggi 60 cm
dan medium 80 cm. Untuk satu sumur sedalam 4 m perlu 8-9 buah buis beton. Jika
tidak ada srumbung dari anyaman bambu dengan garis tengah 80 cm
v Siapkan semen secukupnya
Caranya:
v Lakukan penggalian sumur seperti biasa
v Perlu diingat lahan pasir mudah longsor
setiap penggaliandengan kedalaman 1 m segera pasang buis beton
v Lakukan penggalian hingga mata air yang
cukup deras
v Lakukan penyemenan setiap sambungan
buis beton guna menghindari runtuhnya pasir kedalam sumur.
b. Pembuatan instalasi penyiraman
Guna
mempermudah penyiraman tanaman dilahan pasir dikenal sumur renteng. Sumur
renteng yaitu instalasi air dari sumbernya ditampung pada bak-bak penampungan
dibuat dari buis beton yang dihubungkan dengan paralon. Pembuatan bak
penampungan disesuaikan keadaan lahan. Persiapan pembuatan sumur adalah:
v Buis beton
v Paralon dengan panjang 4 m
v Semen
Caranya:
v Buatlah bak penampungan dekat dengan
sumur dari buis beton yang dasarnya dibuat semen
v Pasang paralon untuk menghubungkan ke
bak berikutnya, umumnya jarak setiap bak 8-10 .
Cara kerja:
v Air dipompa dari sumur dimasukkan dalam
bak penampungan, air akan mengalir ke bak-bak penampungan berikutnya sehingga
mempercepat dan mempermudah pengambilan air.
c.
Pembenahan
tanah
Guna meningkatkan kemampuan lahan untuk
menjaga air dan pupuk dapat dilakukan dengan membenahi lahan pasir (ameliorasi)
Bahan yang digunakan untukmembenahi 1
Ha lahan pasir:
v Zeolit 500 kg
v Tanah lempung 60m2
v Pupu organik 6 ton
Cara penggunaan:
v Campurkan bahan tersebut hingga merata
v Taburkan campuran tersebut pada lahan
pasir hingga merata
v Aduk dengan cara mencangkul sedalam 20
cm lahan yang telah ditaburi bahan tersebut
v Ketinggian 5-10 cm untuk menghindari
mengalirnya air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar